SEBARKAN SERUAN GASIM: 86 TAHUN TANPA KHILAFAH SAMPAI BILA SITUASI INI BERLANGSUNG ?

{ Posted on 3:44 PM by Shoutul Muhajidin }
3 mac 2010, memperingati 86 tahun momentum yang paling menyakitkan bagi umat Islam di seluruh dunia, iaitu runtuhnya Khilafah. Tanggal 28 Rajab 1342 H, bertepatan dengan 3 Mac 1924, Kamal Attaturk (seorang agen British), secara resmi membubarkan Kekhilafahan Turki Utsmani. Malam harinya, tengah malam, Khalifah Islam terakhir, Sultan Abdul Majid, diusir dari rumah dan jawatanya sebagai seorang pemimpin kaum muslimin untuk seluruh dunia!

Empat bulan kemudian, 24 Julai 1924, Perjanjian Laussane ditandatangani. Di antara isinya, British mengakui kemerdekaan Turki sekaligus menarik pasukannya dari Turki. Merespon sikap British ini, seorang perwira British saat itu memprotes Menteri Luar Negeri-nya, Curzon. Dengan enteng Curzon menjawab, “Yang penting, Turki telah kita hancurkan dan tidak akan pernah bangkit lagi, karena kita telah menghancurkan kekuatan spiritualnya, iaitu Khilafah dan Islam!” (Zallum, 2001: 184).

Curzon benar. Setelah sekitar 86 tahun menjadi negara bersempadan, menerapkan hukum-hukum Barat sekular, dan membuang hukum-hukum Islam, Turki memang tidak pernah bangkit; kemakmuran tidak pernah terwujud; dan cita-cita untuk menjadi negara modern seperti Eropa tidak pernah terbukti. Turki bahkan nyaris bangkrup. Pada tahun 1994, 1 US$ dihargai 10.000 Turkish Lira (matawang Turki). Pada tahun 2004, 1 US$ setara 1.500.000 Turkish Lira. Turki telah lama mengalami mega inflasi (di atas 100% pertahun). Di Turki duit yang diperlukan untuk menaiki bas kota (publik transport) pernah mencapai sejuta! (Fahmi Amhar, 2004).

Bandingkan keadaan Turki saat masih dalam wadah Khilafah dan menerapkan syariah. Tentang Kekhilafahan Turki Utsmani, Paul Kennedy, seorang pemikir Barat, menulis, “Empayar Utsmani lebih dari sekadar mesin tentera; ia telah menjadi penakluk elit yang telah mampu membentuk satu kesatuan iman, budaya dan bahasa pada sebuah area yang lebih luas dibandingkan dengan yang pernah dimiliki oleh Emayar Rom…” (Paul Kennedy-The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000).

Kehebatan dan keagungan Khilafah Islam bukan hanya pada masa Turki Utsmani, tetapi juga pada masa-masa Kekhilafahan sebelumnya, baik Abbasiyah, Umayah dan tentu saja masa Khulafaur Rasyidin. Tentang ini, Paul Kennedy, kembali menulis, ”Dalam beberapa abad sebelum tahun 1500, Dunia Islam telah jauh melampaui Eropa dalam bidang budaya dan teknologi. Kota-kotanya demikian luas, rakyatnya terpelajar, perairannya sangat bagus. Beberapa kota di antaranya memiliki universiti-universiti dan perpustakaan yang lengkap dan memiliki masjid-masjid yang indah. Dalam bidang matematik, kastografi, perubatan dan aspek-aspek lain dari sains dan industri, kaum Muslim selalu berada di depan.” (Paul Kennedy-The Rise and Fall of The Great Powers: Economic Change an Military Conflict from 1500 to 2000),

Kepastian Kembalinya Khilafah

Meski sedemikian fakta sejarah membuktikan, dan pengakuan pun datang bukan hanya dari pakar Islam, tetapi juga pakar non-Muslim, tetap saja ada pihak yang meragukan kembalinya Khilafah. Bahkan ada yang menganggap kembalinya Khilafah itu mustahil, dan orang yang hendak menegakkannya kembali itu bagaikan tengah berfantasi diatas utopia yang tidak akan pernah wujud.

Berkaitan dengan soal di atas, perlu kami tegaskan di sini, bahwa orang yang mengatakan bahwa Khilafah tidak akan bisa tegak itulah yang justru tengah berfantasi dan tidak pernah melihat keadaan sekeliling, bukan sahaja itu malah ibarat katak di bawah tempurung Hanya memerhatikan keadaan dirinya namun tidak seluruhnya dari aspek global mahupun local. Dan kami dengan ini bertegas bahawa dengan izin Allah, Khilafah akan tegak kembali. Keyakinan ini di dokongi oleh empat perkara:

Pertama, jaminan dari Allah kepada orang-orang yang beriman dan beramal salih untuk memberikan kekuasaan di muka bumi, sebagaimana yang pernah diberikan kepada para pendahulu mereka.

وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ ءَامَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِنْ بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْنًا يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئًا وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُون

Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal salih di antara kalian, bahwa Dia sesungguhnya akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa; akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah Dia ridhai untuk mereka; dan akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan, menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku tanpa mempersekutukan Aku dengan sesuatu. Siapa saja yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, mereka itulah orang-orang yang fasik. (QS an-Nur [24]: 55).

Kedua, kabar gembira dari Rasulullah saw. berupa akan kembalinya Khilafah Rasyidah ala Minhaji Nubuwwah (berdasarkan metode kenabian), setelah fase penguasa diktator pada zaman kita ini., Nabi saw. Bersabda, sebagaimana dituturkan Hudzaifah al-Yaman:

« تَكُونُ النُّبُوَّةُ فِيكُمْ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلافَةٌ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا عَاضًّا فَيَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ مُلْكًا جَبْرِيَّةً فَتَكُونُ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ تَكُونَ ثُمَّ يَرْفَعُهَا إِذَا شَاءَ أَنْ يَرْفَعَهَا ثُمَّ تَكُونُ خِلاَفَةً عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ ثُمَّ سَكَتَ ».

“Akan ada fase kenabian di tengah-tengah kalian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada fase Khilafah berdasarkan metode kenabian. Dengan kehendak Allah, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Kemudian akan ada fase penguasa yang zalim, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Lalu akan ada fase penguasa diktator, ia akan tetap ada, kemudian Dia akan mengakhirinya, jika Dia berkehendak untuk mengakhirinya. Setelah itu, akan datang kembali Khilafah ala Minhajin Nubuwah (berdasarkan metode kenabian).” Kemudian Baginda saw. diam. (HR Ahmad).

Ketiga, umat Islam yang hidup dan dinamik tentu akan menyambut perjuangan bagi tegaknya Khilafah dan siap mendukung perjuangan ini hingga Allah mewujudkan janji-Nya. Setelah itu, mereka akan bahu-membahu merapatkan barisan untuk menjaga Khilafah. Sesungguhnya umat ini diturunkan sebagai umat terbaik (khayra ummah), yang akan selalu bergerak untuk mewudukan predikat itu. Allah SWT berfirman:

كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ

Kalian adalah umat terbaik, yang dihadirkan untuk seluruh umat manusia. Kalian harus menyerukan kemakrufan dan mencegah kemungkaran serta tetap mengimani Allah. (QS Ali ‘Imran [3]: 110).

No Response to "SEBARKAN SERUAN GASIM: 86 TAHUN TANPA KHILAFAH SAMPAI BILA SITUASI INI BERLANGSUNG ?"

Post a Comment

Related Posts with Thumbnails


MusicPlaylistRingtones
Create a playlist at MixPod.com